Senin, 29 Desember 2014

KENALI  BABY BLUES SYNDROME DAN DEPRESI PASKA MELAHIRKAN

“Menjadi ibu membawa begitu banyak kebahagiaan, tetapi juga kebosanan, keletihan dan kepedihan. Tidak ada hal lain yang membuat Anda sama gembira dan sama sedihnya, sama bangga dan letihnya, karena tidak ada  yang melebihi sulitnya membantu seseorang membangun kepribadiannya, terutama bila Anda berjuang mempertahankan kebahagiaan Anda sendiri”
( Margueritte Kelly dan Elia Parson, The Mother’s Almanac)

1.       Wanita Lebih Rentan Depresi
Menurut Louann Brizendine dalam bukunya Female Brain, wanita memiliki perbedaan otak dalam memproses emosi. Sejak dalam rahim, sel sel otak wanita lebih banyak tumbuh dan berkembang pada sambungan pusat pusat komunikasi dan area area yang memproses emosi, sehingga hal inilah yang membuat wanita cenderung sensitif. Kecemasan terjadi empat kali lebih banyak pada wanita. Kecenderungan wanita dalam merespon pemicu stress yang tinggi membuat wanita menjadi lebih cepat cemas dibandingkan pria. Perubahan hormon yang terjadi pada wanita semenjak masa pubertas, melahirkan dan menyusui serta menstruasi diyakini para ahli sebagai faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan depresi pada wanita.
Depresi sendiri merupakan keadaan murung seperti perasaan sedih, patah hati  dan patah semangat yang ditandai dengan perasaan tidak puas, menurunya aktivitas dan pesimisme dalam menghadapi masa yang akan datang (Chaplin, 1986).  Menjadi ibu adalah big moment bagi setiap wanita,sejuta penantian dan sukacita dirasakan pada waktu yang bersamaan perasaan negatif seperti kecemasan bahkan depresi menghinggap pada seorang wanita. Depresi ini dapat mengganggu masa masa motherhood ibu, hubungan ibu dengan anak dan suami serta perkembangan anak kedepannya.

2.       Baby Blues syndrome atau Depresi Paska Melahirkan ( Post Partum Depression), Sementara atau Bertambah Parah?

Setelah mengetahui bahwa seorang wanita mudah mengalami  depresi, terutama ketika menjadi seorang ibu, maka sekarang kita akan diperkenalkan apa itu baby blues syndrome dan depresi paska melahirkan.  Menurut Wibisono(2001) pada masa paska persalinan, ada beberapa macam gangguan psikiatri yang dialami seorang wanita atau yang biasa di sebut sebagai postpartum psyhiatric syndrome. Syndrome ini dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu baby blues syndrome atau postpartum blues(60-80%), depresi paska melahirkan atau postpartum depression (10-15%) serta psikosis paska persalinan atau postpartum psikosis ( 0,1-0,3%).

a   .  Baby Blues syndrome
      Baby blues syndrome atau depresi paska melahirkan adalah fenomena yang normal terjadi pada ibu paska melahirkan. Sekitar 60-80% ibu mengalaminya. Kondisi ini biasanya terjadi pada hari ketiga hingga 2 minggu paska melahirkan. Baby blues adalah fenomena yang normal terjadi pada ibu paska melahirkan. Baby blues terjadi karena perubahan hormon yang drastis. Setelah melahirkan hormon estrogen dan progesteron menurun, sedangkan hormon laktasi meningkat. Menjadi seorang ibu baru merupakan hal yang melelahkan dan sangat stressful. Luka sehabis melahirkan, perubahan hormonal dan kurangnya dukungan dari keluarga dapat memicu baby blues syndrome tidak peduli bagaimana Ibu mencintai dan menginginkan bayi tersebut, jadi ibu tak perlu merasa baby blues sebagai monster yang mengerikan atau menganggap diri tidak mempunyai perasaan sebagai seorang ibu, BIG NO NO!

Apa Anda mengalami baby blues, perhatikan gejala-gejalanya di bawah ini:
-             saya mempunyai bayi kurang dari 2 minggu
-             saya merasa sangat mudah tersinggung
-             saya menjadi sangat moody
-             saya mudah menangis
-             saya bereaksi berlebihan pada situasi
-             saya merasa sedikit cemas
-             saya masih dapat merawat bayi dan diri sendiri
-             saya masih menikmati peran sebagai ibu dan bahagia pada bayi saya
          (Ariel Dalfen, When Baby Bring You Blue)

b.      Depresi  Paska Melahirkan (Postpartum Depression)

Berbeda dengan baby blues syndrome, menurut Ariel Dalfen M.D, depresi paska melahirkan dapat dimulai ketika masa kehamilan, satu bulan pertama paska melahirkan atau satu tahun dalam masa kehidupan bayi. Jika ibu mengalami baby blues syndrome selama lebih dari 2 minggu bisa jadi itu adalah depresi paska melahirkan, sebaiknya kunjungi psikolog atau psikiater untuk mendapatkan perhatian khusus.
Faktor faktor resiko penyebab depresi paska melahirkan antara lain:
Faktor Biologis:
-          Kecemasan atau depresi selama kehamilan
-          Sejarah penyakit kejiwaan pada diri atau keluarga
-          Sejarah perubahan hormon yang berkaitan dengan mood misalnya PMS
-          Penyakit tiroid

Faktor Psikologi:
-          Pola pikir negatif
-          Sikap khawatir dan perfeksionis
-          Pernah mengalami kekerasan atau konflik keluarga
-          Isu body image

Faktor Sosial:
-          Pengalaman hidup penuh stress selama atau setelah kehamilan
-          Masalah finansial
-          Kurang dukungan dari lingkungan
-          Kekecewaan terhadap jenis kelamin bayi
-          Bayi yang menderita kolik atau sakit lainnya
-          Anak kandung lainnya
-          Komplikasi kehamilan atau melahirkan
-          Usia maternal
-          Kehamilan yang tidak diinginkan atau direncanakan
-          Kehamilan setelah melakukan perawatan kesuburan
-          Isu menyusui

Apakah Anda  mengalami depresi paska melahirkan?, perhatikan gejalanya berikut ini:
-      Gejala fisik seperti tidak bisa tidur, perubahan energi, penurunan berat badan atau   
       peningkatan berat badan
-          Gejala kognitif seperti kesulitan untuk memutuskan sesuatu
-         
Gejala emosi seperti  perubahan mood, tidak berhenti khawatir, tidak ada yang dapat membuat ibu bahagia, tidak ada ikatan dengan bayi, merasa sangat bersalah, mengisolasi dari masyarakat, sering menangis, putus asa dengan masa depan, mempunyai pikiran yang mengerikan (bunuh diri atau menyakiti bayi)

Tips:
Tips termudah untuk membedakan baby blues dengan postpartum depresi adalah melihat pola tidur Bunda,  caranya adalah jika bunda dapat tidur dengan tenang ketika ada yang menjaga bayi bunda, maka bunda mengalami BBS namun jika bunda sulit tertidur walaupun sudah ada yang menjaga bayi maka mungkin tingkat depresinya sudah termasuk dalam postpartum depresi

c.                Postpartum Psikosis
        Postpartum psikosis sangat jarang terjadi, di perkirakan 1-2 dalam 1000 kelahiran. Jika anda mempunyai riwayat postpartum psikosis sebelumnya, gangguan bipolar atau skizofrenia maka dapat meningkatkan resiko Anda terhadap postpartum psikosis. Gejala yang umum terjadi pada postpartum psikosis adalah delusi, halusinasi, gangguan saat tidur dan terobsesi pada bayi


3.      ANGKA KEJADIAN BABY BLUES SYNDROME DAN POSTPARTUM DEPRESSION DI DUNIA
Berdasarkan laporan WHO (1999) diperkirakan wanita yang mengalami depresi  postpartum ringan atau baby blues sekitar 10 dari 1000 kelahiran, dan depresi sedang atau berat sekitar 30 -200 per 1000 kelahiran hidup. Hasil Penelitian O’ Hara dan Swain (1996) menunjukan bahwa kejadian deoresi paska melahirkan di Belanda sekitar 2-%-10%, di Amerika Serikat 8%-26%, di Kanada 50%-70%. Chen (2000) melaporkan kejadian depresi postpartum ringan sampai berat di Taiwan sebesar 40%, di berbagai negara di laporkan bahwa terdapat 50%-80% ibu yang baru pertama kali melahirkan mengalami depresi  postpartum (Soep, 2009).
                Angka kejadian depresi postpartum di Asia cukup tinggi dan bervariasi anatar 26%-85% (Iskandar, 2007), sedangkan di Indonesia angka kejadian depresi postpartum antara 50%-70% dari wanita paska persalinan.( Hidayat,2007).

Contoh Kasus Depresi Paska Melahirkan
Andrea Yates (Texas)


Andrea Pie Kennedy Yates lahir 2 Juli 1964 membunuh anak anaknya  pada tanggal 20 Juni 2001 dengan cara menenggelamkan mereka ke bath up. Andrea di nyatakan menderita depresi paska melahirkan dan postpartum psikosis oleh dokternya Dr. Eileen. Alasan Andrea membunuh kelima anaknya karena dia merasa ibu yang buruk, iblis dan tidak dapat membesarkan anak-anaknya  dari api neraka jika dia dirawat olehnya.

Brooke Shield

Menurut buku diagnosis gangguan jiwa DSM-IV ( Diagnostis and Statistical Manula Of Mental Dissorder, edisi 4), gejala yang dialami Brooke shield di golongkan dalam klasifikasi nomer 293. 83 “Mood Disorder Due to a General Medical Condition yang di picu oleh suatu proses kelahiran. Brooke menulis pengalamanya itu dalam bukunya berjudul My Journey Through Postpartum Depression

Bryce Dallas Howard



 
Pemeran Victoria dalam film 'Eclipse' ini juga mengalami baby blues. Pertama kali ia mengungkapkan bahwa dia berjuang dengan pengalaman buruk PPD setelah kelahiran putranya Theo.
"Bagi saya, menyusui bahkan lebih menyakitkan daripada melahirkan. Meskipun mendapat bantuan konsultan ahli, tapi saya merasa tidak kompeten. Saya menolak untuk menyerah, memaksa diri untuk melakukan segala kemungkinan sehingga anak hanya mengonsumsi susu ibu tanpa tambahan makanan apapun.
Ketika suami pulang di malam hari, biasanya saya menemuinya di pintu, gemetar karena marah dan menjerit keras padanya. Perilaku yang ia tidak pernah alami selama tujuh tahun kami bersama-sama," seperti dikutip dari Rightcelebrity.com.(Pojok.selebrity.com)

 Lisa Rinna 






Rinna mengungkapkan, setelah kelahiran dua anak perempuannya, ia sempat membayangkan punya niat membunuh keluarganya.

"Orang tidak bicara tentang itu. Padahal itu sangat, sangat menakutkan. Saya membuat Harry menyembunyikan semua pisau tajam dan mengeluarkanl pistol keluar dari rumah karena saya ingin membunuh semua orang. Saya ingin berbagi pengalaman, karena saya pikir wanita sangat malu dengan itu sekaligus mengerikan. Saya akhirnya menemukan bantuan dan berhasil melewatinya," kata Rinna.(pojok selebrity.com)

 Britney Spears



Setelah Britney Spears memiliki dua bayi dalam hitungan jangka waktu 17 bulan, banyak berspekulasi bahwa itu alasannya menjadi depresi (ia mencukur rambutnya sendiri hingga botak dan insiden payung).(pojokselebrity.com)

Kendra Wilkinson





Kendra mengakui, setelah kelahiran putranya, dia merasa tidak berharga. "Setelah melahirkan, saya tidak pernah menyisir rambut, membersihkan gigi, atau mandi. Suatu hari, saya melihat dalam cermin dan benar-benar depresi. Saya dulu memiliki kehidupan glamor di LA, dan sekarang tidak. Saya bahkan mengatakan, tidak punya apa-apa untuk hidup," kata Kendra.(pojokselebrity.com)

Amanda Peet




Peet melewati masa-masa sulit setelah kelahiran anaknya Frankie. Dia mengatakan kehamilan berjalan baik-baik saja sampai suatu hari semuanya hilang saat putra keduanya lahir. "Saya ingin jujur tentang ini, karena akan ada perasaan campur aduk saat menjadi seorang ibu selain kebahagiaan," katanya. (pojokselebrity.com)

Courteney Cox-Arquette




Ia juga mengalami baby blues setelah melahirkan putrinya, Coco. “Saya melewati masa-masa depresi ini bukan setelah melahirkan, tetapi ketika ia berumur enam bulan. Saya tidak  bisa tidur. Jantungku berdegup kencang. Dan aku benar-benar depresi. Saya pergi ke dokter dan menemukan bahwa depresi itu akibat hormon," kata Cox. (pojokselebrity.com)

Gena Lee Nolin 




"Saat bayi pertama lahir, saya tidak yakin apa yang terjadi. Perlu waktu lima bulan sebelum saya meminta bantuan. Lalu, setelah melahirkan anak kedua, saya tidak ingin percaya, tapi hal itu terjadi lagi. Saya tahu saya memiliki sarana untuk menjalaninya, dan bagian terberat adalah meminta bantuan. Anda akan merasa PPD menjadi sesuatu tidak beres, ketika muncul gejala, sering menangis tanpa sebab, kelelahan, sedih atas segalanya.  (pojok.selebrity.com)

Angelina Jolie




Walaupun Jolie tidak mengungkapkan secara terbuka, tetapi ia pernah membicarakannya. Ia pernah mengalami turun naik emosi setelah kelahiran anak kembarnya. Seorang  sumber, bercerita, perasaan Jolie tidak stabil, menangis dan tertawa dalam waktu yang kurang tepat. (pojok.selebrity.com)


Gwyneth Paltrow






Paltrow juga mengalami PPD setelah melahirkan anak keduanya, Moses. “Ketika Moses lahir pada 2006, saya berharap memasuki tahapan kebahagiaan baru. Tetapi, saya malah mengalami hal sebaliknya, berhadapan dengan salah satu fase tergelap dan paling menyakitkan dalam hidup. Selama sekitar lima bulan saya mengalami depresi. Saya tidak tahu apa yang salah, tidak memiliki koneksi, dan pesimis," kata Paltrow.(pojokselebrity.com)


Kate Middleton


Kendati bahagia menyambut anak keduanya, Showbispy melaporkan bahwa Kate mengalami depresi paska melahirkan. Akibat depresinya itu Kate merasa seperti di neraka, sedih, cemas dan perasaan tidak enak lainnya walaupun suami dan keluarganya berada disampingnya.

Anik Qariyah
Dilansir dari Detik.news.com kisah Anik Qariah Sriwijaya di Bandung hampir serupa dengan Andrea Yates. Anik yang lulus dari sebuah universitas ternama ini membunuh 3 buah hatinya dengan cara dibekap dengan bantal hingga tewas pada 8-9 Juni 2006. Karena takut tidak dapat membahagiakan anak-anaknya. Masalah depresi postpartum di Indonesia belum di analisa lebih jauh dan belum dibentuk yayasan khusus penyakit kejiwan ini seperti di luar negeri, terutama Amerika Serikat.

  
4.       PENANGANAN DEPRESI PASKA MELAHIRKAN

Cara menangani depresi paska melahirkan antara lain:
- Dari Diri Sendiri
Penanganan dari diri sendiri seperti menangani kecemasan,berdamai dengan diri sendiri,  mengatur harapan, berhenti untuk menyenangkan orang lain, berhenti membandingkan diri dan anak kepada orang lain, merawat diri sendiri, tidur yang cukup, mengatasi masalah ASI, makan yang cukup dan bergizi, beraktivitas dan berolahraga.

- Memperoleh Bantuan Profesional
Mencari tenaga profesional yang dapat membantu ibu mengatasi depresi paska melahirkannya seperti dokter keluarga, bidan atau dokter obsetrik, psikiater, psikolog,pekerja sosial, terapist dan konselor.

- Psikoterapi
- Medikasi
- Membuat dan meminta dukungan dari suami dan lingkungan sekitar