KENALI BABY BLUES SYNDROME DAN DEPRESI PASKA MELAHIRKAN
“Menjadi
ibu membawa begitu banyak kebahagiaan, tetapi juga kebosanan, keletihan dan
kepedihan. Tidak ada hal lain yang membuat Anda sama gembira dan sama sedihnya,
sama bangga dan letihnya, karena tidak ada
yang melebihi sulitnya membantu seseorang membangun kepribadiannya,
terutama bila Anda berjuang mempertahankan kebahagiaan Anda sendiri”
( Margueritte Kelly dan Elia Parson, The Mother’s Almanac)
( Margueritte Kelly dan Elia Parson, The Mother’s Almanac)
1.
Wanita Lebih Rentan Depresi
Menurut Louann Brizendine dalam
bukunya Female Brain, wanita memiliki perbedaan otak dalam memproses emosi.
Sejak dalam rahim, sel sel otak wanita lebih banyak tumbuh dan berkembang pada
sambungan pusat pusat komunikasi dan area area yang memproses emosi, sehingga
hal inilah yang membuat wanita cenderung sensitif. Kecemasan terjadi empat kali
lebih banyak pada wanita. Kecenderungan wanita dalam merespon pemicu stress
yang tinggi membuat wanita menjadi lebih cepat cemas dibandingkan pria. Perubahan
hormon yang terjadi pada wanita semenjak masa pubertas, melahirkan dan menyusui
serta menstruasi diyakini para ahli sebagai faktor yang menyebabkan terjadinya
peningkatan depresi pada wanita.
Depresi sendiri merupakan keadaan
murung seperti perasaan sedih, patah hati
dan patah semangat yang ditandai dengan perasaan tidak puas, menurunya
aktivitas dan pesimisme dalam menghadapi masa yang akan datang (Chaplin, 1986). Menjadi ibu adalah big moment bagi setiap wanita,sejuta penantian dan sukacita
dirasakan pada waktu yang bersamaan perasaan negatif seperti kecemasan bahkan
depresi menghinggap pada seorang wanita. Depresi ini dapat mengganggu masa masa
motherhood ibu, hubungan ibu dengan anak dan suami serta perkembangan anak
kedepannya.
2.
Baby Blues syndrome atau Depresi Paska
Melahirkan ( Post Partum Depression), Sementara atau Bertambah Parah?
Setelah mengetahui bahwa seorang
wanita mudah mengalami depresi, terutama
ketika menjadi seorang ibu, maka sekarang kita akan diperkenalkan apa itu baby
blues syndrome dan depresi paska melahirkan. Menurut Wibisono(2001) pada masa paska
persalinan, ada beberapa macam gangguan psikiatri yang dialami seorang wanita
atau yang biasa di sebut sebagai postpartum psyhiatric syndrome.
Syndrome ini dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu baby blues syndrome atau
postpartum blues(60-80%), depresi paska melahirkan atau postpartum depression
(10-15%) serta psikosis paska persalinan atau postpartum psikosis ( 0,1-0,3%).
a . Baby Blues syndrome
Baby blues syndrome atau depresi paska melahirkan adalah fenomena yang normal terjadi pada ibu paska melahirkan. Sekitar 60-80% ibu mengalaminya. Kondisi ini biasanya terjadi pada hari ketiga hingga 2 minggu paska melahirkan. Baby blues adalah fenomena yang normal terjadi pada ibu paska melahirkan. Baby blues terjadi karena perubahan hormon yang drastis. Setelah melahirkan hormon estrogen dan progesteron menurun, sedangkan hormon laktasi meningkat. Menjadi seorang ibu baru merupakan hal yang melelahkan dan sangat stressful. Luka sehabis melahirkan, perubahan hormonal dan kurangnya dukungan dari keluarga dapat memicu baby blues syndrome tidak peduli bagaimana Ibu mencintai dan menginginkan bayi tersebut, jadi ibu tak perlu merasa baby blues sebagai monster yang mengerikan atau menganggap diri tidak mempunyai perasaan sebagai seorang ibu, BIG NO NO!
Apa Anda mengalami baby blues, perhatikan gejala-gejalanya di bawah ini:
Baby blues syndrome atau depresi paska melahirkan adalah fenomena yang normal terjadi pada ibu paska melahirkan. Sekitar 60-80% ibu mengalaminya. Kondisi ini biasanya terjadi pada hari ketiga hingga 2 minggu paska melahirkan. Baby blues adalah fenomena yang normal terjadi pada ibu paska melahirkan. Baby blues terjadi karena perubahan hormon yang drastis. Setelah melahirkan hormon estrogen dan progesteron menurun, sedangkan hormon laktasi meningkat. Menjadi seorang ibu baru merupakan hal yang melelahkan dan sangat stressful. Luka sehabis melahirkan, perubahan hormonal dan kurangnya dukungan dari keluarga dapat memicu baby blues syndrome tidak peduli bagaimana Ibu mencintai dan menginginkan bayi tersebut, jadi ibu tak perlu merasa baby blues sebagai monster yang mengerikan atau menganggap diri tidak mempunyai perasaan sebagai seorang ibu, BIG NO NO!
Apa Anda mengalami baby blues, perhatikan gejala-gejalanya di bawah ini:
-
saya mempunyai bayi kurang dari 2 minggu
-
saya merasa sangat mudah tersinggung
-
saya menjadi sangat moody
-
saya mudah menangis
-
saya bereaksi berlebihan pada situasi
-
saya merasa sedikit cemas
-
saya masih dapat merawat bayi dan diri sendiri
-
saya masih menikmati peran sebagai ibu dan
bahagia pada bayi saya
(Ariel Dalfen, When Baby Bring You Blue)
(Ariel Dalfen, When Baby Bring You Blue)
b.
Depresi
Paska Melahirkan (Postpartum Depression)
Berbeda dengan baby blues syndrome,
menurut Ariel Dalfen M.D, depresi paska melahirkan dapat dimulai ketika masa
kehamilan, satu bulan pertama paska melahirkan atau satu tahun dalam masa
kehidupan bayi. Jika ibu mengalami baby blues syndrome selama lebih dari 2
minggu bisa jadi itu adalah depresi paska melahirkan, sebaiknya kunjungi
psikolog atau psikiater untuk mendapatkan perhatian khusus.
Faktor faktor resiko penyebab depresi paska melahirkan antara lain:
Faktor Biologis:
Faktor faktor resiko penyebab depresi paska melahirkan antara lain:
Faktor Biologis:
-
Kecemasan atau depresi selama kehamilan
-
Sejarah penyakit kejiwaan pada diri atau
keluarga
-
Sejarah perubahan hormon yang berkaitan dengan
mood misalnya PMS
-
Penyakit tiroid
Faktor Psikologi:
-
Pola pikir negatif
-
Sikap khawatir dan perfeksionis
-
Pernah mengalami kekerasan atau konflik keluarga
-
Isu body image
Faktor Sosial:
-
Pengalaman hidup penuh stress selama atau
setelah kehamilan
-
Masalah finansial
-
Kurang dukungan dari lingkungan
-
Kekecewaan terhadap jenis kelamin bayi
-
Bayi yang menderita kolik atau sakit lainnya
-
Anak kandung lainnya
-
Komplikasi kehamilan atau melahirkan
-
Usia maternal
-
Kehamilan yang tidak diinginkan atau
direncanakan
-
Kehamilan setelah melakukan perawatan kesuburan
-
Isu menyusui
Apakah Anda mengalami depresi paska melahirkan?, perhatikan gejalanya berikut ini:
- Gejala fisik seperti tidak bisa tidur, perubahan energi, penurunan berat badan atau
Apakah Anda mengalami depresi paska melahirkan?, perhatikan gejalanya berikut ini:
- Gejala fisik seperti tidak bisa tidur, perubahan energi, penurunan berat badan atau
peningkatan berat badan
-
Gejala kognitif seperti kesulitan untuk
memutuskan sesuatu
-
Gejala emosi seperti perubahan mood, tidak berhenti khawatir, tidak ada yang dapat membuat ibu bahagia, tidak ada ikatan dengan bayi, merasa sangat bersalah, mengisolasi dari masyarakat, sering menangis, putus asa dengan masa depan, mempunyai pikiran yang mengerikan (bunuh diri atau menyakiti bayi)
Gejala emosi seperti perubahan mood, tidak berhenti khawatir, tidak ada yang dapat membuat ibu bahagia, tidak ada ikatan dengan bayi, merasa sangat bersalah, mengisolasi dari masyarakat, sering menangis, putus asa dengan masa depan, mempunyai pikiran yang mengerikan (bunuh diri atau menyakiti bayi)
Tips:
Tips termudah untuk membedakan baby blues
dengan postpartum depresi adalah melihat pola tidur Bunda, caranya adalah jika bunda dapat tidur dengan
tenang ketika ada yang menjaga bayi bunda, maka bunda mengalami BBS namun jika
bunda sulit tertidur walaupun sudah ada yang menjaga bayi maka mungkin tingkat
depresinya sudah termasuk dalam postpartum depresi
c.
Postpartum
Psikosis
Postpartum psikosis sangat jarang terjadi, di perkirakan 1-2 dalam 1000 kelahiran. Jika anda mempunyai riwayat postpartum psikosis sebelumnya, gangguan bipolar atau skizofrenia maka dapat meningkatkan resiko Anda terhadap postpartum psikosis. Gejala yang umum terjadi pada postpartum psikosis adalah delusi, halusinasi, gangguan saat tidur dan terobsesi pada bayi
Postpartum psikosis sangat jarang terjadi, di perkirakan 1-2 dalam 1000 kelahiran. Jika anda mempunyai riwayat postpartum psikosis sebelumnya, gangguan bipolar atau skizofrenia maka dapat meningkatkan resiko Anda terhadap postpartum psikosis. Gejala yang umum terjadi pada postpartum psikosis adalah delusi, halusinasi, gangguan saat tidur dan terobsesi pada bayi
3. ANGKA KEJADIAN BABY BLUES SYNDROME DAN
POSTPARTUM DEPRESSION DI DUNIA
Berdasarkan laporan WHO (1999) diperkirakan wanita
yang mengalami depresi postpartum ringan
atau baby blues sekitar 10 dari 1000 kelahiran, dan depresi sedang atau berat
sekitar 30 -200 per 1000 kelahiran hidup. Hasil Penelitian O’ Hara dan Swain
(1996) menunjukan bahwa kejadian deoresi paska melahirkan di Belanda sekitar
2-%-10%, di Amerika Serikat 8%-26%, di Kanada 50%-70%. Chen (2000) melaporkan
kejadian depresi postpartum ringan sampai berat di Taiwan sebesar 40%, di
berbagai negara di laporkan bahwa terdapat 50%-80% ibu yang baru pertama kali
melahirkan mengalami depresi postpartum
(Soep, 2009).
Angka kejadian depresi postpartum di Asia cukup tinggi dan bervariasi anatar 26%-85% (Iskandar, 2007), sedangkan di Indonesia angka kejadian depresi postpartum antara 50%-70% dari wanita paska persalinan.( Hidayat,2007).
Contoh Kasus Depresi Paska Melahirkan
Andrea Yates (Texas)
Andrea Pie Kennedy Yates lahir 2 Juli 1964 membunuh anak anaknya pada tanggal 20 Juni 2001 dengan cara menenggelamkan mereka ke bath up. Andrea di nyatakan menderita depresi paska melahirkan dan postpartum psikosis oleh dokternya Dr. Eileen. Alasan Andrea membunuh kelima anaknya karena dia merasa ibu yang buruk, iblis dan tidak dapat membesarkan anak-anaknya dari api neraka jika dia dirawat olehnya.
Brooke Shield
Menurut buku diagnosis gangguan jiwa DSM-IV ( Diagnostis and Statistical Manula Of Mental Dissorder, edisi 4), gejala yang dialami Brooke shield di golongkan dalam klasifikasi nomer 293. 83 “Mood Disorder Due to a General Medical Condition yang di picu oleh suatu proses kelahiran. Brooke menulis pengalamanya itu dalam bukunya berjudul My Journey Through Postpartum Depression
Bryce Dallas Howard
Angka kejadian depresi postpartum di Asia cukup tinggi dan bervariasi anatar 26%-85% (Iskandar, 2007), sedangkan di Indonesia angka kejadian depresi postpartum antara 50%-70% dari wanita paska persalinan.( Hidayat,2007).
Contoh Kasus Depresi Paska Melahirkan
Andrea Yates (Texas)
Andrea Pie Kennedy Yates lahir 2 Juli 1964 membunuh anak anaknya pada tanggal 20 Juni 2001 dengan cara menenggelamkan mereka ke bath up. Andrea di nyatakan menderita depresi paska melahirkan dan postpartum psikosis oleh dokternya Dr. Eileen. Alasan Andrea membunuh kelima anaknya karena dia merasa ibu yang buruk, iblis dan tidak dapat membesarkan anak-anaknya dari api neraka jika dia dirawat olehnya.
Brooke Shield
Menurut buku diagnosis gangguan jiwa DSM-IV ( Diagnostis and Statistical Manula Of Mental Dissorder, edisi 4), gejala yang dialami Brooke shield di golongkan dalam klasifikasi nomer 293. 83 “Mood Disorder Due to a General Medical Condition yang di picu oleh suatu proses kelahiran. Brooke menulis pengalamanya itu dalam bukunya berjudul My Journey Through Postpartum Depression
Bryce Dallas Howard
Pemeran Victoria dalam film 'Eclipse' ini juga mengalami baby
blues. Pertama kali ia mengungkapkan bahwa dia berjuang dengan pengalaman buruk
PPD setelah kelahiran putranya Theo.
"Bagi saya, menyusui bahkan lebih menyakitkan daripada melahirkan. Meskipun mendapat bantuan konsultan ahli, tapi saya merasa tidak kompeten. Saya menolak untuk menyerah, memaksa diri untuk melakukan segala kemungkinan sehingga anak hanya mengonsumsi susu ibu tanpa tambahan makanan apapun.
"Bagi saya, menyusui bahkan lebih menyakitkan daripada melahirkan. Meskipun mendapat bantuan konsultan ahli, tapi saya merasa tidak kompeten. Saya menolak untuk menyerah, memaksa diri untuk melakukan segala kemungkinan sehingga anak hanya mengonsumsi susu ibu tanpa tambahan makanan apapun.
Ketika suami pulang di malam hari, biasanya saya menemuinya di
pintu, gemetar karena marah dan menjerit keras padanya. Perilaku yang ia tidak
pernah alami selama tujuh tahun kami bersama-sama," seperti dikutip dari
Rightcelebrity.com.(Pojok.selebrity.com)
Lisa Rinna
Rinna mengungkapkan, setelah kelahiran dua anak perempuannya, ia sempat membayangkan punya niat membunuh keluarganya.
"Orang tidak bicara tentang itu. Padahal itu sangat, sangat menakutkan. Saya membuat Harry menyembunyikan semua pisau tajam dan mengeluarkanl pistol keluar dari rumah karena saya ingin membunuh semua orang. Saya ingin berbagi pengalaman, karena saya pikir wanita sangat malu dengan itu sekaligus mengerikan. Saya akhirnya menemukan bantuan dan berhasil melewatinya," kata Rinna.(pojok selebrity.com)
Britney Spears
Setelah Britney Spears memiliki dua bayi dalam hitungan jangka waktu 17 bulan,
banyak berspekulasi bahwa itu alasannya menjadi depresi (ia mencukur rambutnya
sendiri hingga botak dan insiden payung).(pojokselebrity.com)
Kendra Wilkinson
Kendra Wilkinson
Kendra
mengakui, setelah kelahiran putranya, dia merasa tidak berharga. "Setelah
melahirkan, saya tidak pernah menyisir rambut, membersihkan gigi, atau mandi.
Suatu hari, saya melihat dalam cermin dan benar-benar depresi. Saya dulu
memiliki kehidupan glamor di LA, dan sekarang tidak. Saya bahkan mengatakan,
tidak punya apa-apa untuk hidup," kata Kendra.(pojokselebrity.com)
Courteney Cox-Arquette
Ia juga mengalami baby blues setelah
melahirkan putrinya, Coco. “Saya melewati masa-masa depresi ini bukan setelah
melahirkan, tetapi ketika ia berumur enam bulan. Saya tidak bisa tidur.
Jantungku berdegup kencang. Dan aku benar-benar depresi. Saya pergi ke dokter
dan menemukan bahwa depresi itu akibat hormon," kata Cox. (pojokselebrity.com)
"Saat bayi pertama lahir, saya tidak yakin apa yang terjadi. Perlu waktu lima bulan sebelum saya meminta bantuan. Lalu, setelah melahirkan anak kedua, saya tidak ingin percaya, tapi hal itu terjadi lagi. Saya tahu saya memiliki sarana untuk menjalaninya, dan bagian terberat adalah meminta bantuan. Anda akan merasa PPD menjadi sesuatu tidak beres, ketika muncul gejala, sering menangis tanpa sebab, kelelahan, sedih atas segalanya. (pojok.selebrity.com)
Walaupun Jolie tidak mengungkapkan secara terbuka, tetapi ia pernah
membicarakannya. Ia pernah mengalami turun naik emosi setelah kelahiran anak
kembarnya. Seorang sumber, bercerita, perasaan Jolie tidak stabil,
menangis dan tertawa dalam waktu yang kurang tepat. (pojok.selebrity.com)
Paltrow juga mengalami PPD setelah melahirkan anak keduanya, Moses. “Ketika Moses lahir pada 2006, saya berharap memasuki tahapan kebahagiaan baru. Tetapi, saya malah mengalami hal sebaliknya, berhadapan dengan salah satu fase tergelap dan paling menyakitkan dalam hidup. Selama sekitar lima bulan saya mengalami depresi. Saya tidak tahu apa yang salah, tidak memiliki koneksi, dan pesimis," kata Paltrow.(pojokselebrity.com)
Kate Middleton
Kendati bahagia menyambut anak keduanya, Showbispy melaporkan bahwa Kate mengalami depresi paska melahirkan. Akibat depresinya itu Kate merasa seperti di neraka, sedih, cemas dan perasaan tidak enak lainnya walaupun suami dan keluarganya berada disampingnya.
Anik Qariyah
Dilansir dari Detik.news.com kisah Anik Qariah Sriwijaya di Bandung hampir serupa dengan Andrea Yates. Anik yang lulus dari sebuah universitas ternama ini membunuh 3 buah hatinya dengan cara dibekap dengan bantal hingga tewas pada 8-9 Juni 2006. Karena takut tidak dapat membahagiakan anak-anaknya. Masalah depresi postpartum di Indonesia belum di analisa lebih jauh dan belum dibentuk yayasan khusus penyakit kejiwan ini seperti di luar negeri, terutama Amerika Serikat.
4. PENANGANAN
DEPRESI PASKA MELAHIRKAN
Cara menangani depresi paska melahirkan antara lain:
- Dari Diri Sendiri
Penanganan dari diri sendiri seperti menangani kecemasan,berdamai dengan diri sendiri, mengatur harapan, berhenti untuk menyenangkan orang lain, berhenti membandingkan diri dan anak kepada orang lain, merawat diri sendiri, tidur yang cukup, mengatasi masalah ASI, makan yang cukup dan bergizi, beraktivitas dan berolahraga.
- Memperoleh Bantuan Profesional
Mencari tenaga profesional yang dapat membantu ibu mengatasi depresi paska melahirkannya seperti dokter keluarga, bidan atau dokter obsetrik, psikiater, psikolog,pekerja sosial, terapist dan konselor.
Cara menangani depresi paska melahirkan antara lain:
- Dari Diri Sendiri
Penanganan dari diri sendiri seperti menangani kecemasan,berdamai dengan diri sendiri, mengatur harapan, berhenti untuk menyenangkan orang lain, berhenti membandingkan diri dan anak kepada orang lain, merawat diri sendiri, tidur yang cukup, mengatasi masalah ASI, makan yang cukup dan bergizi, beraktivitas dan berolahraga.
- Memperoleh Bantuan Profesional
Mencari tenaga profesional yang dapat membantu ibu mengatasi depresi paska melahirkannya seperti dokter keluarga, bidan atau dokter obsetrik, psikiater, psikolog,pekerja sosial, terapist dan konselor.
- Psikoterapi
- Medikasi
- Membuat dan meminta dukungan dari suami dan lingkungan sekitar